Senin, 27 September 2010

Basiyo, Legenda dagelan Mataram

Pernah dengar Basiyo?. Kalo belum tahu, Pak Basiyo adalah pelawak yang terkenal akan dagelan mataramnya yang cukup terkenal di era 80-an. Akhir-akhir ini saya suka mendengarkan mp3 basiyo.

ini info dari wiki http://id.wikipedia.org/wiki/Basiyo

Saya sangat suka dengan dagelan-dagelan pak Basiyo. alasan saya suka mendengar lawakan pak bas (sebutan untuk basiyo) ini, adalah lawakannya yang bermutu, beda dengan lawakan-lawakan jaman sekarang. Lawakan jaman sekarang sering menonjolkan hinaan-hinaan ke orang lain, bahkan mengejek fisik, sementara lawakan pak bas ini hmmm… gimana ya bedalah pokoknya :D . Lawakan Pak Bas ini sering juga banyak hikmah yang dapat diambil .

basiyo
Yang paling membuat saya suka adalah, dalam setiap pentasnya, selalu menunjukkan kehidupan yang sederhana atau sebagai rakyat kelas bawah, sangat pas dengan keadaan di Indonesia, hiburannya dapat diterima seluruh masyarakat. Bahkan rakyat kecil yang mendengarnya pun merasa terhibur sekaligus bersyukur .Lihat saja hiburan-hiburan saat ini, di sinetron selalu menunjukkan kehidupan masyarakat kelas atas, kalaupun ada yang miskin, selalu diceritakan jahat atau menderita tertindas. Acara berita pun tidak membantu, kebanyakan hanya mengeksploitasi penderitaan rakyat bawah. Entahlah, acara TV sekarang tidak memberi hiburan yang mendidik atau setidaknya memberikan semangat pada jiwa pemirsanya.

Ini contoh percakapannya,

#1
Basiyo pas jadi tukang becak pamer jam tangannya
“Niki jam sing istimewa, sakplek le kulo tuku mboten tau nglanggar jam sepuluh , jam sanga terus…”

#2
Basiyo menceritakan riwayat ibunya kepada anaknya
Basiyo : “Lha mbokmu kuwi kan turunan indo”
Anake : “Indo niku nopo to pak?”
Basiyo : “Indo kuwi, bapake mbokmu kuwi lak jowo”
Basiyo : ibune gembel….

#3
Basiyo: Arep golek iwak,sik-sik,ngko gek2 iwake prei….

#4
Ngadimin ketemu Istrinya Basiyo
“Mpun, sampeyan mboten usah layat mrika, mangke men yen njenengan pun sedha”

/”Oh iya le, matiku suk selasa kliwon, le”
“Lho, Lha kok njagani”

/”Hooh nggolek dino sing angker nggo mrimpeni kowe”

Gabung saja di fansnya pak bas di facebook http://www.facebook.com/basiyo

Disitu cari saja link-link nya MP3 basiyo. Yang paling saya suka adalah judul mBecak , terhibur deh pokoknya. Walaupun waktu itu saya masih anak-anak dan sekarang Pak Bas sudah lama tiada, tapi karyanya tetap melegenda sampai sekarang.

Minggu, 19 September 2010

Bercerita dengan huruf "T"

Tatkala Temperatur Terik Terbakar Terus. Tukang Tempe Tetap Tabah, “Tempe-tempe” , Teriaknya.

Ternyata Teriakan Tukang Tempe Tadi Terdengar Tukang Tahu, Terpaksa Teriakannya Tambah Tinggi, “Tahu…Tahu. ..Tahu… !” “Tempenya Terbaik, Tempenya Terenak, Tempenya Terkenal!!”, Timpal Tukang Tempe .

Tukang Tahu Tidak Terima,”Tempenya Tengik, Tempenya Tawar, Tempenya Terjelek…. !” Tukang Tempe Tertegun, Terhenyak, “Teplakkk… !” Tamparannya Tepat Terkena Tukang Tahu.

Tapi Tukang Tahu Tidak Terkalahkan, Tendangannya Tepat Terkena Tulang Tungkai Tukang Tempe . Tukang Tempe Terjengkang Tumbang! Tapi Terus Tegak, Tatapannya Terhunus Tajam Terhadap Tukang Tahu.

Tetapi, Tukang Tahu Tidak Terpengaruh Tatapan Tajam Tukang Tempe Tersebut, “Tidak Takut!!” Tantang Tukang Tahu.

Tidak Ternyana Tangan Tukang Tempe Terkepal, Tinjunya Terarah, Terus Tonjokkannya Tepat Terkena Tukang Tahu, Tak Terelakkan! Tujuh Tempat Terkena Tinjunya, Tonjokan Terakhir Tepat Terkena Telak. Tukang Tahu Terjerembab.

“Tolong.. Tolong.. Tolong..!”, Teriaknya Terdengar Tinggi. Tetapi Tanpa Tunda Tempo, Tukang Tempe Teruskan Teriakannya, ” Tempe .. Tempe .. Tempe ..!!” Tukang Tahu Tambah Teriak Tararahu.. Tararahu, Tandingin Tararempe.. Tararempe..

Tape Teh…

Sabtu, 04 September 2010

Pidato Bung Karno untuk mengganyang Malaysia


JAKARTA _ Perseteruan antara Indonesia dan Malaysia kembali mencuat. Ketegagan negeri serumpun kali ini dipicu dari ditangkap dan disiksanya tiga petugas kelautan Indonesia oleh kepolisian Malaysia.

Kejadian ini mengingatkan kita akan sejarah. Dimana, pada tahun 1962-1966 Indonesia juga sempat terlibat cekcok dengan Negri Jiran. Kala itu, persoalan dipicu ulah Malaysia yang dahulu dikenal dengan Persekutuan Tanah Melayu ingin menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak menjadi Federasi Malaysia.

Tindakan tersebut, sontak saja dikecam oleh Presiden Indonesia yang kala itu dijabat Soekarno. Bung Karno menilai, Malaysia adalah boneka Inggris, dan langkah tersebut akan mengganggu keamanan di Indonesia. Bung Karno memproklamirkan gerakan "Ganyang Malaysia" melalui pidato bersejarah pada 12 April 1963. Berikut kutipan pidato Sang Proklamator Indonesia tersebut;

Kalau kita lapar itu biasa

Kalau kita malu itu juga biasa

Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!

Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu.

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan ke seluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo... ayoo... kita... Ganjang...

Ganjang... Malaysia...

Ganjang... Malaysia

Bulatkan tekad

Semangat kita badja

Peluru kita banjak

Njawa kita banjak

Bila perlu satoe-satoe!

Menyikapi pidato Bung Karno, Malaysia pun murka. Mereka mendemo Kedubes RI di Kualalumpur dan merobek-robek foto Soekarno. Bahkan, demonstran juga sempat membawa lambang burung garuda kepada Tunku Abdul Rahman dan meminta agar dia menginjaknya.

Namun, polemik tersebut mereda setelah posisi Soekarno digantikan Soeharto. Pada 28 Mei 1966, Indonesia dan Malaysia pun sepakat untuk berdamai, dan penandatanganan perdamaian dilakukan pada 11 Agustus.