Dalam berkomunikasi dibutuhkan lebih dari asal bicara, apalagi asal bunyi. Ada etika yang harus ditaati, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Namun demikian pada dasarnya etika itu dapat berdasarkan 5W+1H :
1. Who (siapa)
Dengan mengetahui siapa yang kita ajak berkomunikasi, maka kita bisa langsung menyesuaikan diri. Nada suara, gerak tubuh, pandangan mata, hendaknya seirama dengan siapa kita berbicara. Misalnya saat berbicara dengan anak-anak, nada suara agak direndahkan, gerak tubuh agak mengikuti anak-anak yang kita ajak bicara, pandangan mata lebih lembut. Begitu juga saat kita bicara dengan rekan bisnis, nada suara, gerak tubuh tentu akan menyesuaikan.
2. What (apa)
Setelah tahu siapa yang menjadi teman kita berkomunikasi, kita bisa menyesuaikan apa yang hendak kita bicarakan. Rasanya tidak akan nyambung membicarakan tentang Reksadana Syariah kepada orang yang tidak tahu bahkan tentang bank sekalipun. Hanya akan membuang-buang waktu dan membuat kita semakin keki.
3. Where (dimana)
Membicarakan politik di tempat pesta ulang tahun teman tidaklah tepat, mungkin malah akan merusak suasana pesta. Bergurau secara berlebihan ketika sedang menikmati santap malam disebuah restoran hotel yang cukup mewah saja, anda akan menjadi pusat perhatian dan mungkin akan dicap sebagai perusuh. Bisa jadi semua mata akan memandang anda. Lain ladang lain belalang, lain kolam lain pula ikannya. Apa yang biasanya kita anggap biasa ditempat biasa, mungkin menjadi luar biasa ditempat lain. Begitupun sebaliknya, yang kita anggap bermasalah ditempat kita, ternyata malah menjadi adat ditempat lain. Untuk itu kita harus mampu membuka mata, membuka telinga, membuka hati, menajamkan rasa, agar kita mampu membawa diri ditempat yang berbeda.
4. When (kapan)
Waktu sangatlah penting untuk diperhitungkan dalam menjaga etika komunikasi. Tidak mudah untuk menjadi pandai mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membicarakan sesuatu. Mengetahui tentang kebiasaan seseorang yang kita ajak berkomunikasi sangatlah penting agar apa yang kita bicarakan menjadi efektif dan efisien.
5. Why (mengapa)
Mengapa, satu pertanyaan yang bisa menjadi tujuan dari arah pembicaraan. Tujuan ini disesuaikan dengan siapa, apa, dimana dan kapan kita mengutarakan maksud dan tujuan kita. Menentukan arah pembicaraan itu penting selain agar kita bisa lebih fokus, tujuan akan membuat kita memilih kata-kata yang tepat untuk mendapatkan sasaran.
How (bagaimana)
Tujuan baik, tapi cara penyampaian tidak baik, maka hancurlah sudah. Komunikasi kita bisa dianggap tidak beretika. Cara membawa rupa, rupa bisa membawa berkah atau petaka. Cara ini sangat penting untuk dipertimbangkan dengan matang. Salah-salah semua yang sudah kita rencanakan menjadi berantakan hanya gara-gara sedikit salah melangkah.
Note : diambil dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar