Minggu, 01 Maret 2009

Dibuat Mabuk Kepayang oleh Facebook

Dewasa ini jutaan lebih orang sudah dibuat “mabuk kepayang” dengan salah satu jejaring pertemanan terbuka yang disebut Facebook. Jika dalam lima tahun terakhir jejaring pertemanan yang paling diminati adalah Friendster, maka kini berbondong-bondong orang mulai meninggalkan Friendster dan beralih ke Facebook. Banyak laman anggota friendster yang diposting awalnya ditulisi “move to facebook” bahkan tak sedikit pula yang menutup account-nya di Friendster (termasuk saya heheheh).

Hampir semua orang yang mulai mengenal facebook akan merasakan gejala yang sama. Mulai “ketagihan dan mulai mabuk kepayang”. Semenit saja tidak meng-update rasanya ada sesuatu yang hilang dalam hidup. Saling lempar komentar di dinding anggota lainnya adalah kepuasan tersendiri untuk menunjukkan eksistensi. “Mengintip” profile kawan ataupun kawannya kawan seakan menjadi kesenangan tersendiri bak menonton gosip selebritis di televisi : melihat koleksi fotonya, komen kawannya, aktivitas pribadinya, komen di fotonya seakan membuat kita menjadi kenal lahir-batin dengan kawan tersebut dengan waktu yang instant.


Demi tidak kehilangan semenit pun moment di facebook, tak sedikit orang yang akhirnya berduyun-duyun juga mengupdate facebook dari telepon genggamnya. Dengan demikian facebook bisa diakses kapan pun dan di manapun, tak peduli siang-malam, sedang kerja, sedang makan, sedang meeting, bahkan mungkin sedang tidur dan di kamar mandi sekalipun heheheh..

Yang menggelikan, kini facebook dijadikan sarana komunikasi bukan hanya dengan kawan yang jauh jaraknya dengan kita. Kawan yang tinggal dalam satu rumah, bahkan satu kamar pun saling berkomunikasi cukup dengan facebook. Rekan kerja yang beda meja pun cukup melalui facebook untuk mengingatkan jam rapat atau mengajak makan siang. Sang pacar yang bikin janji dengan pasangannya pun cukup dengan facebook. Pacar yang lagi marahan dan lagi kasmaran pun semuanya dilakukan melalui facebook. Suami-istri berkomunikasi cukup dengan facebook. Bahkan, kini facebook dijadikan sebagai sarana untuk sesuatu yang lebih formal : Tugas dari dosen untuk mahasiswa, jadwal ujian, pengumuman ujian, bahkan meeting dengan rekan sekantor, dan cari jodoh pun dilakukan melalaui Facebook. Memang sungguh edan! (ups)

Apa sebenarnya kelebihan Facebook?

Dengan Facebook, dalam beberapa minggu saja, kita bisa memiliki teman berjumlah hingga ratusan bahkan lebih. Facebook juga berkemampuan untuk menghubungkan sendiri kita dengan kawan yang sesuai dengan identitas profile kita, tanpa harus kita cari sendiri. Dalam hitungan detik kita bisa menemukan kawan yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak bertemu; dapat menemukan kawan sekolah yang dulunya culun ternyata kini sudah jadi direktur sebuah perusahaan; dapat menemukan pacar lama yang ternyata kini sudah beranak lima; bahkan bisa menemukan orang-orang yang sudah nyaris terhapus dalam ingatan kita dan yang jaraknya nuh jauh terpisah benua . Selain itu, di dalamnya kita bisa memposting foto dan bisa saling men-tag foto antarkawan, bisa saling memberi komentar dalam foto yang diposting, bisa saling mengomentari antar dinding, bahkan bisa saling “melaporkan” semua kesibukan dan keluh-kesah yang dialami.



Bagaimana sebenarnya sejarah Facebook?

Facebook adalah situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School. Awalnya, keanggotaannya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki alamat e-mail suatu universitas (.edu, .ac.uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs ini. Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan dengan alamat e-mail apa pun dapat mendaftar di Facebook. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.

Lalu apa nilai positif dan negatif dari facebook ini?

Nilai positif dan negatif tentu saja dikandungi oleh setiap bentuk teknologi, termasuk juga facebook. Nilai positif paling utama yang dihadirkan oleh facebook tentu saja semakin eratnya hubungan komunikasi dengan orang-orang sekitar, baik teman lama, sahabat lama, rekan kerja, temannya teman, dan semuanya dech… Tak sedikit kegiatan reuni yang dilaksanakan justru setelah para anggota facebook bertemu di dunia maya tersebut. Sementara itu nilai negatifnya adalah tersitanya waktu hanya demi “mengurusi” facebook. Apalagi mereka yang sedang bekerja, curi-curi facebook di sela-sela waktu kerja tentulah akan sangat merugikan perusahaan heheh. Selain itu ternyata facebook juga memunculkan nilai narsistis atau “narsis” di setiap diri anggotanya. Wah?

Gejala narsistis ini terindikasi dari hampir setiap anggota facebook. Mengapa? hampir semua orang di facebook pasti akan memilih foto diri terbaiknya untuk dipajang di id-facebook dan koleksi fotonya. Mereka yang punya pacar akan berfoto dengan pacar tercintanya, mereka yang punya anak akan berfoto dengan anak tersayangnya, atau pun dengan suami terkasihnya. Mereka yang pernah pergi ke luar negeri akan berfoto dengan latar luar negerinya, mereka yang baru wisuda akan memajang foto wisudanya, mereka yang sudah jadi bos akan memajang foto ke-bos-annya, mereka yang baru menikah akan memajang foto pernikahannya yang bahagia, mereka yang pernah berfoto dengan orang penting akan dengan bangga memajangnya. Semua foto narsisme itu seakan bersuara “Woy…lihat neh gw, keren kan?”

Selain itu, tak sedikit juga anggota facebook yang mengganti atau menyembunyikan identitas sebenarnya demi untuk menunjukkan “narsisme”nya itu. (Jangan salah juga, di Canada seorang suami sampai membunuh istrinya karena sang suami menemukan sang istri menuliskan identitas “single” dalam profile facebooknya hiks.)

Jika kita tinjau istilah Narsisme—istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk karena ia mencintai bayangannya sendiri di kolam—adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Ilmuwan di University of Georgia pernah menyebarkan tes kuesioner kepribadian ke sekitar 130 pengguna Facebook dan menganalisis konten profil mereka. Dari situ bisa diketahui seberapa narsistisnya mereka dan tingkat egonya. Para peneliti mengatakan, jumlah pesan dan postingan di halaman mereka sangat berkorelasi dengan seberapa narsistisnya mereka. Pimpinan studi Laura Buffardi PhD mengatakan, ini setara dengan seberapa narsistisnya mereka di dunia nyata.



Nah, itulah sekelumit tentang facebook. Termasuk golongan manakah Anda? Pengguna facebook yang bijak-kah? atau sudah mulai terpengaruh dan mabuk kepayang oleh facebook sehingga membuat Anda menjadi narsis? heheh “Hidup Narsis!”

Nani Darmayanti - Kualalumpur, Malaysia

sumber : www.kompas.com

Tidak ada komentar: