Sabtu, 16 Oktober 2010
dari Jakarta International Blues Festival 2010
Tadi malam saya menyaksikan pagelaran Jakarta International Blues Festival 2010 di Istora Senayan Jakarta. Pada salah satu panggung saya menyaksikan permainan seorang gitaris muda, berwajah bule, namun sangat lancar berbahasa Indonesia. Permainan gitarnya menurut saya sangat dahsyat, belakangan saya baru tahu bahwa itu adalah Rama Satria & The Electric Mojos. Saya sangat terkesan dengan permainan gitar akustiknya, dahsyat banget dan sangat komunikatif dengan penonton. Saya tidak menyangka kalo kita (Indonesia) memiliki pemain gitar sekaliber dia yang cukup diakui dunia internasional.
Saya mencoba mencari-cari informasi di Internet tentang Rama Satria, berikut yang saya dapatkan.
Diantara gitaris beraliran blues di Indonesia, mungkin hanya Rama Satria Claproth yang namanya diakui dinegara-negara lain. Permainan gitarnya begitu mengalir dan aksi panggungnya selalu mengundang decak kagum penonton. Ia memiliki darah blasteran
Jerman-Bugis dari ayahnya, dan Spanyol(Catalan) dari ibunya. Bersama dua orang adiknya, Arya (keyboard), dan Joshua (drum) mereka membentuk band yang bernama Jaque Mate (baca: Hake Mate) atau yang dalam bahasa Indonesia berarti skak mati. Nama Jaque Mate sendiri diberikan oleh almarhumah ibundanya sebelum meninggal.
Ia juga sempat tinggal di Boston, Amerika Serikat, selama satu tahun untuk memperdalam ilmu gitarnya. Rama masuk ke Berklee College Of Music yang merupakan gudang dan pabrik musisi-musisi handal. Di Berklee, Rama masuk ke jurusan khusus Hendrix Laboratories. Hal ini didukung penuh oleh ayahnya, Richar Claproth Phd yang juga ikut tinggal di Boston. Pak Claproth sendiri harus pula meninggalkan bisnis cafĂ© bluesnya yang dahsyat, BB’s di Menteng, demi anak nya.
Berani mengambil keputusan macam ini juga dilakukan almarhum Jack Lesmana dan Nien Lesmana isterinya, tatkala putera mereka, Indra Lesmana yang jenius, ditawari beasiswa dari jazz studies di Australia.
Sambil memperdalam dan memperbanyak wawasan, pengalaman, dan pergaulan, Rama bersama adik-adiknya memproduksi album. Album debut Tabasco Woman yang dirilis tahun 2001 secara mengejutkan terjual sebanyak 50.000 copy dalam waktu beberapa bulan saja. Bahkan album tersebut berhasil bertengger di urutan kedua setelah Eric Clapton dalam Blues Bandit Radio di AS. Sebuah prestasi yang mengagumkan mengingat mereka bersaing dengan para blueser senior lain yang sudah berpengalaman.
Beberapa bulan kemudian setelah merilis album perdananya di AS, Rama beserta keluarganya kembali tinggal di Indonesia. Saat kembali inilah nama mereka makin diakui oleh musisi dalam negeri. Mereka semakin sering tampil di berbagai acara. Sampai-sampai TVRI menyiarkan Jaque Mate secara spesial dalam acara Blues Night. Perlu diketahui juga, Rama sangat lancar
berbahasa Indonesia, bahkan bahasa sunda. Jadi, jangan tertipu dengan tampang bulenya meski memang dia punya darah bule beneran.
Rama juga pernah tampil dan bertemu langsung dengan Les Paul untuk memeriahkan acara Tribute To Les Paul. Tahun 2004, ia ikut tampil dalam acara 50th Anniversary Fender Stratocaster di beberapa kota besar di Indonesia. Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Andry Franzzy, Tjahyo Wisanggeni, John Paul Ivan, dan gitaris luar Gary Hoey. Di acara
tersebut, hampir semua penonton menjagokan Rama sebagai penampilan terbaik. Bagaimana tidak, pada penampilannya, Rama menyajikan permainan blues yang mengalir dan aksi panggung yang baru. Ia membanting gitarnya ke lantai kemudian memainkan kabel jack gitar ke tangannya sambil menginjak pedal wah sehingga menimbulkan efek suara yang unik. Rama mendapat sambutan yang sangat meriah.
Rama sendiri mengaku tidak bisa main teknik yang rumit-rumit dan hanya bermain pentatonik. Namun, sebenarnya dia juga lihai bermain shredd. Dia bermain tangan kiri (kidal) untuk gaya bermain speed, sedangkan tangan kanan untuk bermain blues alias sebenarnya Rama jago bermain gitar baik dengan tangan kiri maupun kanan seperti Michael Angelo Batio. Rama juga penggemar gitaris-gitaris shredder seperti Yngwie Malmsteen, Steve Vai, dan Marty Friedman. Rama bahkan pernah ngejam bertiga dengan Steve Morse dan Yngwie Malmsteen pada tahun 2001.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar